1 June

I was having a meltdown today. Rasanya campur aduk. Feels like nobody understands me 😂 Galau tingkat anak SMP. Astaghfirullah. Lalu tiba-tiba pas gendong Shanum kepalanya kejedot bibir ibu, rasanya sakit banget kayanya sampe berdarah.
😖 aduh sakit banget dek
☹️ ma-af ibu. ma-af ya *sambil ngelus-elus pipi*
😖 iya gapapa, kan ga sengaja. tapi masih sakit nih.
☹️ sakit ibu? *masih elus-elus*
😖 gapapa nak
☹️ gapapa ya, shanum juga sakit *sambil meringis*

Makdeg🥺
Biasanya dia ku tanya duluan ada yang sakit ngga kalo dia abis kejedot atau jatuh. Tapi kali ini, shanum lah yang mencoba memahami ibu duluan. Padahal dia juga lagi nahan sakit. Masya Allah seketika meltdownnya hilang. Terima kasih nak ❤❤ masya Allah seneng hehehe

#notetomyself
If you think nobody truly accept they way you are, if you think nobody understands you. If you think you are bad for things you have and haven’t done or things you can’t do. If you think you’re ugly af.. Remember, you’re wrong❌ Your kids think you’re great for things you have and haven’t done, and things you can’t do. They think you’re beautiful even you don’t put your make up on, even when you’re smelly 🤢 your kids are there for you, they stick with you. they want to be with you. even when you lose your shit, they still want to be with you. They always want to be with you because they love you 

I love you, nakku shanum ❤

Self-Healing: Memahami Diri Sendiri (1)

Ada satu masa ketika saya merasa begitu paham dengan diri sendiri. Namun saat terbentur emosi, rasanya I’m clueless. Terlebih saat sudah menikah dan mempunyai anak, batin harus berbagi antara memahami diri sendiri, memahami anak, dan memahami suami. Kalau emosi tidak bisa direspon dengan baik maka akan sangat mempengaruhi kehidupan di rumah. Kasian anak yang jadi teracuhkan, juga suami yang “dipaksa” untuk mengerti yang sebenernya dia juga ga ngerti. Karena masalah itu ada di diri sendiri. Apalagi kalau emosi itu datang lagi berulang kali. Kesal, kenapa sih datang lagi? bukannya kemarin uda beres?

My wounded inner-child hasn’t healed. Titiknya bukan di luka yang sekarang, tapi luka lalu yang belum sembuh. Hm, perjalanan memahami diri sendiri jadi lebih panjang karena harus melihat kebelakang, mencari memori yang mungkin sudah terlupakan, dan mengurai satu persatu luka untuk disembuhkan. Memang harusnya sebelum nyemplung di dunia parenting, kita harus sudah membereskan luka lalu. Jadi sebelum terlambat, saya ingin benar-benar bisa menyembuhkan luka lalu dan mengajak inner-child saya untuk hidup berdampingan di masa sekarang dengan bahagia. Masalah yang muncul karena inner child yang terluka seringnya akibat pengasuhan orang tua terlebih ibu karena interaksi anak paling banyak adalah dengan ibu. Saya jadi ingat mama saya pernah nanya, “sebel nggak dulu sama mama? apakah ada dendam?”. Saya paham betul mama sangat sayang sama anak-anaknya, beliau melakukan hal yang sangat hebat. Maka dari itu, jawaban yang saya berikan adalah “Nggak kok, ga ada masalah”

After I become a mother, I know a lil bit of what she has gone trough now. Terbatas akses untuk mempelajari ilmu parenting dan hanya mengandalkan diri sendiri. Terlebih beliau juga membawa luka masa lalu dari ibunya yang belum terselesaikan. Ketika saya paham bahwa luka lalu itu diturunkan dari pengasuhan, saya memaafkan dan memaklumi gaya pengasuhan mama. Untuk itu saya ngga mau menurunkannya ke anak-anak saya. Saya sudah berprinsip ambil yang baik-baiknya (meski susah juga wkw mom is superhero and I don’t think I can be like her) tapiiii karena luka lalu saya belum sembuh, ada beberapa gaya pengasuhan yang kurang baik saya turunkan dan juga interaksi dengan suami yang akhir-akhir ini bikin sakit kepala. Saya merasa sangat berat menjadi ibu dan berat sekali menyembuhkan luka lalu. Dulu, pasti mama juga merasakan yang sama, bahkan lebih parah🥺

Saya mencoba untuk berempati dan memahami dengan apa yang mama rasakan waktu mengasuh saya saat itu. Ini adalah langkah awal saya untuk berdamai dengan luka lalu yang saya terima. Kata mama, saya anak yang sangat aktif sampai membuat beliau pusing. Dikasih tau susah, suka hilang entah kemana sejak bisa jalan, berantem sama tetangga, melukai adek. Ditambah mama dulunya pendiam, jadi bisa kubayangkan pusingnya kek apa mengurus saya. Ngga tau apa yang harus dilakukan, ngga ada komunitas ibu-ibu yang support malahan kalau cerita disudutkan ini itu, dan demand dari lingkungan yang mengharuskan anak anteng dan manis.. bikin mama jadi ndak pendiam lagi hehe. Oops sorry mom. Dari sini saya mendapatkan bahwa saya yang sekarang itu dibentuk dengan gaya pengasuhan yang tidak demokratis hehe. Karena saya “berbeda”, menurut mama, dari anak tetangga sekitar yang anteng dan manis, lalu mama yang bingung harus kek mana, akhirnya langkah paling cepat agar ga bingung adalah membuat saya jadi “sama” dengan anak lain. Saya harus anteng dan manis. Dalam perjalanannya, saya tidak pernah anteng dan manis. Awal mula luka-luka itu tercipta disana. Selain itu, komunikasi yang gak pas yang membuat saya ndak bisa memahami dan nerima maksud perkataan mama. Saya ga paham makanya saya terlihat tak nurut, mama frustasi, mama marah. Gitu aja terus. Cara yang paling cepat biar ndak ada marah-marah 3adalah mama menyediakan semuanya yang terbaik untuk saya (juga sebagai balas dendam karena mama ndak diasuh dengan baik oleh mbahuti). Akibatnya, mama jarang mendengarkan saya, intinya pilihan mama yang terbaik. No debate! Hal ini tentunya membentuk diri saya yang sekarang. I’m not good at communicating things. I’m really bad at expressing my feeling to people. I was afraid of being rejected cause it always happens when I’m interacting with mom. The good thing is she provides all good things! On the other hand, it makes me indecisive. I can’t decide quickly and effectively. Seringnya ketika saya menyampaikan apa yang saya rasakan, apa yang saya inginkan.. mama dan papa selalu menyanggah bahwa pilihannya lah yang lebih baik. Memang sih, tapi kadang saya hanya ingin didengarkan apa yang saya rasakan apa yang saya inginkan meski akhirnya pilihan saya tidak diterima. Pada waktu itu saya mikirnya nothing to lose lah, toh pilihan mama-papa juga baik jadi ngikut aja. Tapi saya baru sadar bahwa hal ini membawa dampak yang lebih buruk saat saya berumah tangga. Iya, kerasanya baru sekarang. Yang saya pahami, sebagai orang tua dalam menghadapi anak yang memiliki keinginan yang berbeda adalah tetap memvalidasi perasaannya. It’s okay memiliki keinginan tersebut dan it’s okay kalo mau bersedih karena kita tak bisa mendapatkan yang diinginkan. Lalu, menawarkan kemungkinan dan solusi bagaimana si anak mewujudkan keinginannya. Beda sama mama yang lebih ke memaksa tanpa ada pemahamam ke saya dan mendiskreditkan saya seolah saya gak tau, dan gak kan pernah tau. Ternyata hal ini berkaitan dengan alasan dibalik emosinya saya ke suami. 

Yass akhir-akhir ini saya sering sebel saya suami, sampai nangis sendiri dan bingung kalo dia nanya saya kenapa. Saya bingung menyampaikannya, takut ditolak perasaan saya. Takut dianggap apa yang saya rasakan ndak penting, gitu aja kok sampe nangis sih. Sebenernya saya juga mikir kok masalah gitu aja sampe nangis sih. Namun disaat yang bersamaan saya ngerasa, gak bisa gitu hal ini itu penting, wajar nangis gak apa. Kontradiktif. Setelah saya belajar tentang wouned inner-child, OH! hal ini pasti berkaitan dengan luka lalu saya. Makdegg. Sepertinya cara komunikasi saya dengan orang tua yang membuat saya ngerasa perasaan saya itu ga penting. Setelah berkontemplasi, hal-hal yang membuat saya sedih sama suami adalah kalau kita ngobrol saantai (ga sambil kerja) tapi dia ga liat muka aku, sedih banget lah rasanya. Yang kedua, saat saya mencoba menyampaikan pendapat kenapa saya maunya melakukan ini daripada apa yang dia mau dan saya dibilang ngeyel, ini lebih sakit karena ternyata mama-papa sering banget bilang hal serupa, persis apa yang dibilang suami. Kan maksudnya I wanna tell you in my point of view and I hope you understand or at least give me some time to do it based on my perspective, or if I’m wrong just listen. Misalnya, saya maunya beberes rumah dulu karena pusing lihat rumah berantakan, tapi shanum nangis. Nah mau saya adalah seperti biasanya biarkan saya beberes rumah, shanum diajak main sama ayahnya, lalu rumah beres saya bermain bersama shanum. Namun ada kalanya dia gak mau ngasuh shanum, dan nyuruh beberesnya nanti aja. Kalo saya tetep milih beberes saya ngeyel, yang mungkin waktu itu dia lagi ga bisa pegang shanum, dan aku kekeh mempertahankan keinginanku. Yang ketiga, kalau saya mau melakukan hal yang sederhana seperti cuddling hehe dan dia gak mau hikkss. Lalu dia lebih memilih melakukan hal lain yang menurut saya ga penting dan mendesak, seperti main game. It hurts 😦 Saya masih ga paham, kenapa kalo saya memilih melakukan hal lain dibilang ngeyel tapi dia bisa, dia boleh? Hal-hal seperti ini sering jadi masalah buat aku (buat dia mah engga) Oh mungkin karena sebenernya saya terluka saat itu, saat saya menyampaikan pendapat dan sering disanggah oleh orang tua. Mungkin, saya memang suka ngeyel di beberapa hal karena saya ingin diterima pendapatnya, ingin didengarkan, ingin dianggap bahwa apa yang saya rasakan itu penting. Sekarang, ketika kita ngga bisa mengandalkan orang lain untuk bisa memahami kita, diri sendirilah yang harus kita andalkan.

Untuk luka dari orang tua, saya rasa saya sudah berhasil memaafkannya. Saya sudah tidak reaktif lagi, atau sudah netral ketika berbicara dengan mama dan mama menolak pendapat saya lalu menyampaikan pendapatnya. Saya tidak merasa sedih. I understand clearly her purpose and I just need to listen to her. Atau mungkin juga belum, karena ketika berinteraksi sama suami lalu saya mengalami hal serupa, rasanya masih sakit. Kwkw. Mari kita coba lagi. Semoga Allah al-Hadi memudahkan jalannya, melapangkan hati saya, dan hati orang-orang yang saya cintai.

Bismillah  from now on, I will listen to you, dear me. Your feelings matter. Your opinions matter. If you feel like no one understand you, I will. As to heal ourself, dear me, we must walk through the pain, not under it, not over it, not around it. We must walk straight to it, as on the other side healing is waiting. In sya Allah!

I love my husband anyway, so much ❤

Awal Mula: Reparenting Myself

Selama ini saya pikir saya ini baik-baik aja. Saya jarang sekali menikmati kesedihan, cenderung acuh dan lebih memilih untuk memikirkan hal-hal bahagia saja. Saya pikir saya baik-baik saja. Sebelumnya buat saya, trauma itu adalah hal besar dimana tidak ada pengalaman buruk yang membuat saya trauma. Everything is fine. Hubungan saya dengan orang tua baik-baik saja pun dengan mertua atau keluarga besar. Patah hati sih sering, tapi karena tak suka bersedih-sedih saya cukup mudah move on Ternyata setelah menikah dan memiliki anak satu, ditambah kondisi pandemi yang mengharuskan di rumah aja (campur aduk rasanyaaaaa) , saya akhirnya tau.. selama ini saya itu tidak baik-baik saja. Dan ternyata trauma itu bisa berasal dari hal-hal kecil sekecil tidak didengarkan ketika bercerita dan mungkin keacuhan saya akan hal-hal menyedihkan adalah tindakan post-traumatic yang tidak saya sadari.

Selama beberapa bulan terakhir, emosi saya sering ga karuan. Biasanya saat-saat PMS, yang saya pikir emang gara-gara PMS emosi jadi tak stabil. Tapi kenapa hanya hal-hal tertentu yg mentriger saya. Lalu, setelah saya pahami polanya, ini bukan karena PMS semata. Makdeg. Ini adalah perasaan masa lalu saya yang belum terselesaikan. Perasaan-perasaan lampau yang sering saya paksa untuk lupakan. Saya pikir melupakan adalah cara untuk menyembuhkan kesedihan. Tapi ternyata yang saya lakukan justru menimbun luka yang masih terbuka. Luka-luka kecil yang belum tersembuhkan itu akhirnya terbuka lebar disaat saya dewasa. Kenapa hal ini menjadi masalah buat saya sekarang? Bukan cuma karena emosi yang tidak stabil aja tapi justru emosi ini sangat mempengaruhi bagaimana saya berinteraksi dengan anak dan suami.

Sejak sebelum menikah, saya belajar banyak sekali teori parenting dan alhamdulillah sejalan dengan suami. Sejauh ini cukup berhasil menahan emosi ke anak tapiiii ternyata semua emosi yang saya tahan saat mengasuh anak keluarnya ke suami. Beberapa hal yang dia lakukan mudah membuat saya emosi yang harusnya biasa aja ga perlu emosi. Ternyata hal itu sangat berkaitan dengan apa yang saya alami di masa lalu. Inner child saya masih membawa perasaan negatif itu, perasaan sedih marah kecewa, yang belum terselesaikan.

Lalu saya mempelajari lebih dalam tentang inner-child. Saya baca buku, nonton video, ikut kelas self-healing. Biasanya saya hanya merenungi dan merefleksikan sambil duduk termenung atau sambil sholat. Tapi setelah selesai berdoa, udah. Emang setelah itu tenang lagi, tapi ketika ketemu peristiwa yang membuat saya bergejolak, perasaan ga enak itu muncul lagi. Mungkin memang kurang mendekat kepada Allah, untuk itu sebagai ikhtiar menyembuhkan inner-child saya yang terluka dan mendekatkan diri lebih dekat pads Allah, bismillah, saya akan menggunakan media ini untuk menuliskan proses self-healing saya. Semoga Allah membukakan hatiku untuk memaafkan, melembutkan hatiku, dan semoga juga ikhtiar ini membuatku semakin dekat denganNya.

👊💥

Cerita Melahirkan: Hari Kelahiran

Assalamualaikum! *terus si bayi nangis.. gajadi nulis.. gitu terus sampai tulisan ini terpublish wkwkw

Sampai dimana aku cerita kemaren? Oh ya hari H melahirkan!

21 Agustus yang tak terlupakan. Masih inget gimana senengnya keluar flek. Meski belom ada kontraksi, tapi aku akan segera ketemu anakku! Kek mana ya dia nanti??? Sepanjang hamil aku sering nonton the royal family wkwkw yha barangkali kecipratan dikit-dikit.

Setelah hari sebelumnya tiap dateng ke RS ngga dapet nomer antrian karena keabisan, maka hari ini harus dapet nomer antrian. Suami melipir ke RS jam 6 pagi. Alhamdulillah dapet! Jam 8 kami siap-siap berangkat. Dari skala 1-10, kontraksi rasanya masih di angka 0,5 hahaha kayanya kontraksi nih, ya gak sih, tapi ga sakit, tapi perut slemet-slemet, tapi dikit.. alias kroso-krosonen!. Sampainya di RS, ternyata aku dapet nomer lumayan akhir. Aku bilang ke mas, apa yang kurasain yang sepertinya kontraksi, terus dia nanya gimana rasanya.

..rasanya kontraksi?

Hmm.. bagi yang belom pernah ngerasain kontraksi, rasanya tuh pas awal-awal kaya ada gelombang aneh diperut. Rasanya hampir sama kaya mau ee tapi bukan mengarah ke saluran ee. Tapi lebih mendominasi perut bagian bawah. Aku mulai yakin kalau itu kontraksi setelah cek pake aplikasi penghitung kontraksi. Udah mulai ada pola yang berulang meski belum teratur. Aku pake aplikasi random hahha asal instal yang penting bisa tau durasi dan intervalnya. Aku sebenernya uda beli aplikasi kontraksi nyaman, tapi entah aku ga konsen malah denger ada suara-suaranya hahaha jadi pas pake aplikasi itu suaranya aku matiin dan milih pake aplikasi biasa.

Ketika kontraksi itu datang, rasanya kaya tau pertama kali aku hamil. Senengnya! Kami berdua senyum-senyum sendiri ditengah kerumunan orang yang pada nunggu antrian.

macem ginilah kami waktu itu

Aku ngajakin suami muter-muter RS, naik turun tangga lantai 1 ke 3. Masih sambil senyum-senyum. Ngajakin suami untuk balapan jalan cepet. Jalan uda kaya pinguin tapi suami bilang, orang hamil mah bebas. Oke, makin cepetlah aku jalan yang ternyata masih lambat wkwkw. Selain muterin RS, aku juga jalan keluar RS nyari indomaret. Pokoknya banyak jalan biar cepet keluar si dedek. Kontraksi yang kurasain juga mulai kerasa …yha jadi 1/10 hehehe.

Jam 11 siang, masuk ke ruang dokter. Seperti dugaan, ditanyalah kami kenapa sebulan ini ga dateng (terakhir kontrol 23 Juli wkwk). Alhamdulillah ga dimarahin karena kami pake alasan ga dapet rekomendasi bpjs faskes 1 heheheh. Waktu di USG, ketuban uda mulai ga sehitam pekat biasanya. Plasenta juga uda mulai tua. Yhaa maklum sih kan uda masuk minggu 42. Waktu aku bilang tadi pagi uda ngeflek, dokter minta ijin buat ngecek dalem. Rasanya dicek dalem kek mana? Biyasa ajah. Geli sih tapi ga sakit. Ternyata gaeeees dokter bilang aku uda bukaan 2!!! dan uda 50% lunak (gatau maksudnya apa, keburu seneng duluan jadi ga nanya-nanya) Seneng bangetlah!!! tau-tau uda bukaan 2 aja. Alhamdulillaah Allah mudahkan!

Rasanya mau langsung kasih kabar ke mama. Uda kaya anak SD yang abis rapotan dapet ranking 1.

Nah, dokter bilang harus langsung rawat inap soalnya uda lewat bulan. Hari ini harus lahir. Kalau dalam waktu 4 jam kemudian belom nambah bukaannya ke 4 bakal diinduksi. Wadaw. Mana aku rencananya lahiran di bidan lagi. Kan ke dokter cuma cek doang wkw. Kami iya iya aja waktu dikasih tau, dalam hati, maaf ya dok.. kami ga lahiran disini nanti wuehehe.

Mas suami ngingetin buat nge-wa bu bidan, kemungkinan hari ini lahir karena uda bukaan 2. Eh ternyata, karena besok idul adha.. jadi bidan ngga bisa bantuin kalo lahirannya malem. Dziiiiinngggg. Jadilah kami tetep lahiran di RS huhu.

.. kenapa pilih lebih pilih bidan daripada RS?

karena kalo di bidan kan uda kenal bidannya siapa dan orangnya seperti apa. Kalo di RS kan ngga tau bidannya siapa dan orangnya kaya apa. Selama ini ke RS cuma konsul sama obgyn aja. Belom lagi kalo ada anak magang, atau ganti shift ganti bidan. Yha kalo dapetnya enak, kalo ngga? Kalau lahiran di bidan, jelas minim intervensi medis. Uda nanya-nanya pula aku kaya apa nanti kalo lahiran. Ingin lahiran sealami mungkin. Gamau pake suntik-suntik dan dimasukin ini itu. Tapi rejekinya lahiran di RS, yasuda. Uda mau lahir, ga mungkin cari-cari bidan lain, ndak punya cadangan lain.

Lanjuuuut..

Pas sampe di rumah, mama kepo berat kenapa aku masih keliatan biasa aja. Ga kesakitan, beda kaya mama dulu. Lha kudu piye? emang belom ngerasain sakit. Sambil dengerin mama cerita kisah melahirkan anak-anaknya dulu, aku ngecek barang-barang, makan dan ijin tidur hahahahah. Tapi ga boleh sama mama, kudu gerak biar cepet nambah bukaan. Mama ngabarin keluarga satu-satu, literally satu-satu. Ga cuma keluarga, om tante bude pakde eyang mbah tapi juga tetangga, yha mama itu.. minta doa biar dilancarkan, Alhamdulillah jadi banyak yang ngedoain.

Jam 5 sore, papa datang dari Tuban sama si Caca dari kosan. Belom ada niatan ke RS, soalnya kontraksi masih biasa aja, yaa 3/10. Masih bisa WA-an sama temen. Karena uda mulai keluar lendir darah jadi aku ga sholat. Aku main-main di gymball sambil peluk-peluk suami. Enak. Empuk. Mulai maghrib, kontraksinya uda mulai kerasa “kontraksi”. Skala 4/10, masih bisa ngapa-ngapain. Tapi penasaran uda bukaan berapa, antara pingin ke RS dan ngga. Tar aja kalo uda kesakitan baru ke RS kata mama. Tapi ku juga takut kalo ga kesakitan dan uda bukaan besar, masa lahiran di mobil? huhu.

Jam 8, Nina dari surabaya dateng. Kontraksi uda makin kerasa, tapi masih bisa joget-joget di kamar juga buat jalan muterin komplek. Ku mulai ngantuk dan memutuskan pergi ke RS sama mama papa & suami, karena kontraksi uda 2 menit sekali. Skala sakit udah di 5/10, uda mulai kerasa ga nyaman tapi belom sampe bikin badan gemeter. Pas nyampe rumah sakit, menuju IGD, balik lagi.. gak berani hahhahaha takut ternyata masih bukaan kecil dan kalo uda di infus bakal susah gerak. Jadi aku muter-muter RS sama suami, naik turun tangga, sambil takbiran. Sayangku ternyata pingin lahir ditemeni gemuruh takbir. Masya Allah :’) Yang ditunggu-tunggu punya keputusan sendiri kapan dia mau lahir. Yha meskipun ngga bakal denger takbiran sih di ruang bersalin nanti.

Jam 9 aku mulai makin ngantuk. Akhirnya berani masuk IGD.. pengen tiduran sebenernya hahaha. Bismillah. Suami ngurus administrasi dan aku di cek sama mba-mba entah dia apa dan siapa. Aku uda diinfus dan dicek dalem, ternyata uda bukaan 5. Alhamdulillah. Dan ternyata ketuban aku uda rembes. Aku ga sadar kapan tapi kira-kira maghrib aku ngerasa celana aku basah terus. Mungkin itu. Abis itu, aku pun dibawa ke ruang bersalin. Aku pikir bakal tidur di kasur RS yang biasa buat rawat inap.. taunya di matras bersalin yang kaku dan sempit. Super hiksss.. buyar deh impian mau tidur agak enak. Mana matras bersalin tuh bagian pantat bolong lagi, jadi ngganjel. Dikasih tau bidannya, akan ada NST (non-stress test) untuk tau kondisi janin. Perut aku dipakein sabuk, dan dikasih cetek-an alias tombol tiap janin bergerak disuruh pencet. Aku denger suara detak jantung adek, bergemuruh, mungkin dia juga deg-deg an bakal ketemu orang tuanya. Aw aw awww… Di samping aku ada monitor detak jantung yang diikuti lembaran kertas panjang yang keluar sebagai hasil rekam jantung janin. Yha mirip-mitip alat deteksi gempa gitu hehe. Kurang lebih 30 menitan, alhamdulillah hasil bagus, adek gerak 4 kali tapi pelan, ngantuk kayanya.

Hampir jam setengah 11 dicek lagi sama bidannya uda bukaan 6 ke 7. Taunya ketuban aku kepecah sama bidannya huhu kaya ada balon isi air pecah, kerasa kaya pipis tapi banyak. Kenapa harus kepecah huhu pingin kepecah sendiri. Aku disuruh miring kiri terus. Yaudahlah, lagian ngantuk akunya juga, pengen bobo tapi sama mama gaboleh -_- Lama-lama kontraksi uda mulai sedhap niqmad mantab. Skala 6/10. Aku masih bisa ngobrol, makan, minum, sesekali ngecek hape. Mama terus kepo, nduk belom sakit to?.. mayan sih tapi yhaa masih bisa ditahan. Aku ngantuk, boleh tidur ya? Rupanya obrolan kami didenger bidan. Kata bu bidan, makan aja mba yang banyak, minum yang banyak, nanti biar ada tenaga. Soalnya nanti kontraksinya ngga ada jeda, sakitnya ga berhenti-berhenti, ga kepikiran makan minum. Nanti kalo mau ngeden bilang ya.

Rupanya lagi, ga lama setelah bidan ngomong gitu, kok aku ngerasa kontraksinya ga ada jeda. Yak des! Uda mulai makin syedep~ Aku bilang ke mama, ma uda mulai sakit. Aku pegang tangan mama. Ada papa juga disitu, ngaji ayat-ayat ruqyah, sempet entah nyuruh aku apa aku halau pokoknya hahaha kata mama, wes tah lek sakit gini ga mau ngapa-ngapain, njarno. Mas suami juga ada disitu, yha iyalah, ngingetin untuk istighfar, tenang dan atur nafas. Alhamdulillah nafas oke tapi badan aku mulai gemeter. Aku minta doa ke Mama, Papa, suami. Mama nyuruh doakan keluarga, orang-orang yang ku kenal, tetangga, temen. Doa orang yang kesakitan saat melahirkan insya Allah dikabulkan. Sebelumnya uda bikin list mau doain siapa dan apa. Jadi, pas kesakitan ngga usah mikir dulu mau doain apa dan siapa. Taunya…. ga bisa mikir hahahaha, sibuk atur nafas. Mama sepertinya tau, lalu aku dipandu. “Doakan suami, mama papa, nina, caca, keluarga suami.. ibunya bapaknya mbaknya semuanya…..” Aku sebut apa yang aku mau. Lama-lama uda ga tau mau doain siapa dan apa. Udah ma, kataku. Terus mama nyebut beberapa nama dan mendoakan mereka, aku ikuti dalam hati apa yang mama ucap. Mulai dari temenku, tetanggaku, sampe temennya mama yang ga aku tau namanya hahaha aku ikuti aja sampe rasa pengen ngeden itu datang. Semoga Allah kabulkan doa-doaku saat itu! Aamiin

Akhirnya ngeden!

Aku panggil bidannya kalo aku pengen ngeden. Bidan datang dan ngecek, oh uda bukaan lengkap. Ada tiga bidan yang ngerumunin aku. Boleh pilih posisi yang enak, aku pilih miring aja. Dikasih tau bidannya ngeden itu kek mana, dicontohin pulak karena aku salah terus. Ngeden kaya mau ee mba, bukan hembuskan nafas, beda sama yang tadi. Hm tiba-tiba lupa ngeden itu kek mana ._. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya bener! Cumaaaaaaaa… si bayi geraknya pelan. Aku inget bidan bilang, yang panjang ngedennya yang kuat! Ternyata aku ga bisa panjang ngedennya. Ku paksa panjang taunya kontraksi aku emang pendek (?) jadi disuruh stop sama bidan. Rasanya kontraksi ga terlalu ngasih aku keinginan ngeden yang hebat gitu sih. Jadi mungkin itu sebab aku ga panjang ngedennya. Iya ga sih? Akhirnyaaaa kepornoan terjadi… *skip, memalukan untuk diceritakan* Intinya tetep ga gitu ngaruh. Si bayi sangat woles. Keluarnya pelan. Mungkin dia masih belom pingin keluar, kaya aku pas tadi mau masuk IGD tapi ragu-ragu. Lalu, usaha terakhir.. perut aku diteken-teken buat bantu adek keluar. Akhirnya dedeque yang ditunggu-tunggu keluar juga jam 23.50. Mama sama suami sama-sama berkomentar.. alhamdulillah cantik, putih. Suami pun tertawa lega.. alhamdulillah kaya ibunya hahahhaha, begitu katanya. Aku pengen lihat tapi masih dibawa bidan ke box bayi disebelah aku. Setelah ngeluarin plasenta, perut aku masih diobok-obok sama bidannya. Ya begitulah, dibersihin katanya. (You know kan, tangannya masuk? Begitulah)

Perjuangan baru dimulai

Si adek bayi ditaro di dadaku untuk IMD sambil dijahit jalan lahir si dedeque. Saat dijahit itulah…

SUWAAAKITNYAAAAAAA SUBHANALLAH.

Aku pikir ngga sesakit ini. HUWAAA NOBODY TOLD ME IT HURT MORE THAN GIVING BIRTH. IMD dan adek ngga berhasil mengalihkan sakitnya dijahit. Bahkan aku ga peduli adek kek mana di dada aku. huhuhu sesakit ituuuu 😥 Pas ini, mama sama papa uda turun ke bawah, ijin pamit. Alhasil, suami yang kena.. cakar, gigit, krauk grrrrrr. Aku teriak-teriak ga berhenti selama 1,5 JAM DIJAHIT! DEFINITELY I DONT WANNA REPEAT IT!

Abis itu, adek dibawa ke ruang anak. Dan aku tidur, masih dengan matras kaku yang bolong di bagian pantat. Encok. Aku ingin springbed huhuhu. Jam 3 aku kebangun, ternyata.. aku pendarahan (?) Suami panggil bidan di nurse station tapi taunya uda kaya syuting film horor, ngga ada siapa-siapa sepanjang mata memandang. Akhirnya bangunin mama yang lagi bobo di mobil. Kata suami, aku tuh jahitannya jebol hahaha mama autopanik. Langsung naik ke atas. Setelah hampir 1 jam nunggu, bidan masuk kamar juga. Ternyata mereka ada di ruang sebelah zzzzzzzzzzz. Waktu di cek, bidan lumayan kaget karena darah yang keluar lumayan banyak. Perut aku diteken-teken, hm lembek katanya. Sebelumnya emang si bidan ngewanti-wanti untuk neken-neken bagian yang mirip bola di perut bagian bawah yang katanya itu rahim yang masih berkontraksi, biar ga pendarahan atau apalah aku ga paham. Lah pan aku ngantuk, tidurlah owe ngga neken-neken perut. Itulah sebab darah keluar banyak. Mama pun gajadi panik dan pamit pulang buat siap-siap shoat id. Abis itu aku ga bisa tidur lagi sambil neken-neken perut, sambil miring kanan kiri, duduk.. ga ada yang bikin pewe. Kasur RS gak enak. Tulang kaya patah semua. Aku ingin springbedddd huhuhu. Bidan bilang, aku harus bisa pipis kalo gak nanti di kateter. Usut punya usut, di kateter itu sakit. Hwaaaa macam mana pula ini kenapa ga ada yang kasih tau setelah lahiran itu masih susah huhuhu. Kalau uda bisa pipis, baru pindah kamar rawat inap dan ketemu adek. Ah aku mau ketemu adek aku harus bisa pipis!

Rasanya itu.. uda pengen pipis tapi entah kenapa ngga nyambung sama lubang pipis, ngga ada rasa pengen keluar itu pipis. Bidan yang mondar-mandir di lorong kasur selalu nanya, uda pipis belom? belom bisa pipis. Jangan ditahan lho ya, jangan takut, pipiskan aja. Kebanyakan orang-orang takut pipis. Aku dalam hati, uwapanyaaa… ini aku uda ngeden-ngeden biar keluar pipisnya. Aku ga takut huh. Uda nyoba sambil jongkok di kasur pun ga keluar pipisnya, padahal kalo diteken perutku, rasanya uda pengen pipis, cuma ga ada rasa pengen keluar itu pipis. Ngerti ga? hahaha.

Akupun didatangi suster anak, dikasih pompa, disuruh mompa asiku untuk diminumkan ke bayi. Uda waktunya minum katanya. Hm ya sih uda jam 8 pagi. Aaaaa aku mau ketemu adek! Aku mau nyusuin langsung! Aku harus bisa pipis.

Setelah konsentrasi, sambil ngeruqyah bagian perut dan saluran pipis biar bisa pipis, alhamdulillaah aku bisa pipis!

Tiba saatnya aku dipindahin ke kamar rawat inap dan ketemu dedek. Karena kamar rawat inap ada di sebelah doang, jadinya aku pengen jalan gitu capek tiduran. Taunya disuruh naik kursi roda, kata susternya, jangan jalan dulu nanti jatoh belom kuat. Hm masya sih, eh taunya pas susternya uda pergi dan aku nyoba jalan dari kasur ke kamar mandi yang cuma selangkah doang.. oleng saudara-saudara, beneran lemas ternyata diri ini hahahaa.

Alhamdulillah abis itu uda bisa ngapa-ngapain :’) Alhamdullillah kisah lahiran yang pertama ini bisa dibilang mudah (dalam arti, tidak terlalu menyikaa) kecuali bagian di-ja-hit! gak mau lagi *finger crossed* dan tiduran di kasur bersalin yang bolong bagian pantat itu.

ditulis sambil menggendong si kecil, sampai jumpaaa di postingan selanjutnya!

Cerita Melahirkan: Lewat HPL

Assalamu’alaikum! Aku mau cerita kisah pertama melahirkan bulan lalu. Iyaaaa aku uda lahiran!!

Alhamdulillah aku uda jadi ibu sekarang. Heheheh. Kalau di hitung dari hpht, aku melahirkan di minggu 43 which is literally 10 bulan haha tapi karena siklus mens aku panjang jadi si dedeque lahir di minggu 41+2 Taunya darimana? tangal di usg awal.

Oke, begini ceritanya..

Duedate aku dari usg awal itu tanggal 13 Agustus, tapi obgyn aku keukeuh kalo duedate aku awal agustus. Makanya aku mulai ambil cuti seminggu sebelumnya. Njagani kalo lahiran lebih cepat (liat pengalaman teman-teman kantor). Mama uda dateng ke Malang dari tanggal 4. Siap-siap nemenin aku lahiran. Mendekati HPL uda mulai galau, kokkk belom ada tanda-tanda melahirkan yakk?? Mules pun enggak, sakit pinggang panggul pinggul pun enggak, keluar lendir enggak.. bahkan ku masih bisa tidur nyenyak. Aku orangnya gabetah galau hehe jadi aku kepo aku harus ngapain biar ga galau. Aku inget kata-katanya bidan Yesie,

kita takut karena kita nggak tau..karena kurang ilmu!

Jadiii aku banyak baca, aku ubek2 situs-situs kehamilan,  yoga dari yucub dan aku praktekkan semua induksi alami. Makan duren 1 buah sehari, pijat perangsang kontraksi aka oksitosin sama mama, power walk, super awakward sex yang menurut pengalaman teman-temen besoknya langsung lahiran.. di aku ngga ngaruh semuwaa. hiks.

Alhamdulillah, selama masa penantian pak suami sangat sangat mendukung. Nemenin aku jalan kaki, renang, ke dokter, senam & yoga. Aku tau dia juga galau. Tapi kita berdua sepakat untuk terus happy karena mau ketemu adek harus happy gaboleh sad kalo kata kirana heheh. Aku kasih tau ke mas suami apa yang aku mau dari dia. He did that all dan engga panik! jadi kita santai bae sebenernya. yang panik tuh malah mama. Tiap lihat aku santai dikit, disuruhlah aku squatting, padahal baru aja istirahat. Tiap liat aku main gymball, si mama nyuruh lebih kenceng mantul-mantulnya.. dikira trampolin apa wkw.

Tanggal 13 pun berlalu kayak hari biasanya. Mama bahkan sempet bolak-balik Tuban Malang dan cucunya belom juga lahir-lahir. Dari awal aku uda kasih affirmasi positif ke adek. Mulai dari pilih tanggal cantik, lahir di jam segini, pas situasi kaya gini… dan tanggal-tanggal cantik itu terlewat.. akhirnya ku bilang lah ke adek mau lahir kapan aja hayu dek. Yang penting lahir dengan selamat, sehat, normal. Temen-temen uda pada nanyain. Tetangga juga uda harap-harap cemas. Dan uwe masih nggembol perutnya. Tiap pipis cek celana dalam, ngeflek gak ya? Nggak. Pernah disuatu hari kaya ada merah-merah gitu di tangan waktu cebok. Eh sebelum ku amati uda ke banjur duluan ama aer. Uapakah ini sebuah pertanda? Taunya hari gak terjadi apa-apa abis itu -_-

Lalu, aku juga sering mules, sebelum ku berhenti bertanya-tanya apakah ini kontraksi.. ee nya uda pengen keluar. Ternyata bukan. Bahkan ya saking seringnya cek ke bidan, tiap dua hari sekali, uwe ga bayar. Berharap kedatangan selanjutnya adalah pas lahiran taunya masuk ruang periksa masih cengir-cengir. Disuruhlah kami cek ke dokter untuk usg yang lebih canggih. Hmm.. eyk uda jarang ke dokter di bulan terakhir. Eyk takut disuruh operasi, takut ditakut-takuti, dan bisa meracuni pikiran eyk yang mencoba tenang ini.

Tiap mau ke dokter, kaya mau ketemu dospem setelah sekian lama menghindar dan pertemuan sebelumnya karya kita dicoret semua.

Terus pas mencoba ke RS, dua kali ga dapet no antrian dong wkwk gajadi periksa.

Namun pada akhirnya aku harus tetap ketemu dokter, pengen tau berat dedek juga, pengen tau kata dokter sih ini gak apa kah uda mau masuk minggu 42 belom lahir-lahir. Meskipun aku uda tau mereka bakal respon gimana :O

Sabtu, tanggal 18 Agustus setelah keabisan nomer antrian dr halida, aku nyari dokter lain yang kiranya available. Dokter Rahajeng. Belom pernah kesana sama sekali, mayan buat second opinion. Mungkin dia ga se-serem dokter halida heheheu. Namuuunnn tebakan meleset sodara-sodara.. aku malah dimarahin -__- Karena hpl aku ga jelas dan ga bawa record sebelumnya. Sama beliau aku disuruh tindakan selasa depan karena ya udah lewat banget. Senin disuruh balik lagi bawa rekam medis dan bakal dikasih rujukan tindakan. Hmm talaaah.

Apakah aku balik lagi? Tidak. Haha aku percaya adek bisa lahir se alami mungkin.

Pulang ke rumah, ngasih tau mama. Mama makin galau. Lalu disuruhlah kami muhasabah. Mungkin Allah ingin kamu dekat denganNya. Meminta dan berharap sungguh-sungguh sama Allah. Mungkin kamu banyak dosa. Diingat-ingat dosa apa, sama siapa, minta ampunan sama Allah. Wazek adem rasanya.

Gak tau apa yang mendorongku buat tetep harus ke dokter halida, obgyn langganan, baik tapi kalau ngomong blak-blakan banget bikin orang keder. Akhirnya aku dapet no antrian, di hari itu, Selasa 21 Agustus 2018. Paginya, semburat merah tergolek cantik di celana dalemku. Aku langung keluar kamar mandi dan teriak “Maaaa aku ngeflek!”

“Mana sini lihat?” ku tunjukin lah celana dalemku. Absurd sih tapi kalau beneran ini flek, memegang celana dalem itu bagaian piala oscar.

“Iya ini flek. Alhamdulillaah” Teriak mama bagai di panggung Ami Award. Mama sujud sukur. Aku ikut.

Panjang ya… sampe sini belom cerita melahirkan. Wkwk oke aku lanjut di post selanjutnya aja ya, keburu adek bangun hahaha. Aku akan tutup dengan daftar yang ku kerjakan sambil nunggu lahiran yang lewat HPL.

  1. Power walk 30 menit, 2 jam, atau 2 kilo.
  2. Squat dan workout lainnya yang aku liat di ucub untuk merangsang kontraksi. Ada banyak!
  3. Main gymball
  4. Minum yang pocari ion yang gulanya rendah. Biar ketuban bagus (?)
  5. Makan duren
  6. Sesering mungkin bersama suami wkw
  7. Ruqyah perut
  8. Kasih afirmasi positif ke dedek
  9. TETAP TENANG. YAQIN LAHIRAN SESUAI YANG DIHARAPKAN
  10. DO WHATEVER MAKES YOU HAPPY!

ditulis sambil gendong adek pake wrap yang uda gerak-gerak kek ulet keringetan. see you in the next story!!!

Cerita Kehamilan: Spinning Baby!

Assalamualaikum! Haloo kakak kecil yang suka nendang-nendang pas ibu lagi makan, jalan-jalan, dan ee! Sehat terus ya sayaaangg.

Setiap dia nendang, aku selalu tandain.. yes sebagai usaha untuk membaca posisi si kakak kaya mana apakah dia ROT, ROP, OP, LOT, LOA, atau udah OA (ya Allah mudahkan lah cinta kecilku ini untuk mencapai posisi OA.. aamiin!) btw ada banyak sumber tentang posisi-posisi janin dalam perut, silakan dicari sendiri yaa.. aku tak bermaksud menjelaskan disini heheh. Aku kasih gambar aja deh

source

jadi menurut yang aku baca, persalinan paling mudah ketika bayi di posisi OA dan paling butuh banyak waktu dan tenaga ketika bayi ada di posisi OP.

Seru banget sih nandain posisi si kakak kecil ini, nama kerennya belly mapping. Kadang aku suka neken-neken perut buat tau ini bagian tubuh apa sih. Yang suka banyak gerak itu kaki.. tangan juga sih tapi ga sekuat kaki. Kalau uda di minggu-minggu akhir, kaki harusnya ada perut sebelah kanan atas dan tangan ada di bawah. Itu artinya kepala bayi udah di bawah dan bukan sungsang lagi. Nah yang agak susah itu nandain bagian yang keras.. aku suka bingung apa ini kepala, punggung, atau pantat. Rasanya sama kerasnya hahah. Tapiii menurut yang aku baca-baca, kalo kepala itu lebih keras dan ketika diteken biasanya janin akan merespon, kalau pantat teksturnya (kaya kue aja -.-) lebih lembek dari kepala dan ga akan merespon kalo diteken. Naaaah seringnya, abis adek nendang-nendang yang kadang di kiri atas atau di kanan atas, aku teken-teken sebelahnya kok ga ada yang keras. Aku teken-teken sisi lain perut aku juga ga menemukan sesuatu yang keras. Mamak jadi bingung nak, kamu dimana nak. Mana pantatmu nak. Lalu si kakak kecil ini semacam usil beberapa saat kemudian perut aku jadi kenceng semua.. lah malah jadi keras semua hahahaha. Aku teken di kiri, tengah, dan bawah.. sama kerasnya. I think she’s spinning around the womb. Flipping right and left. Gemaaaay masha Allah~ Kamu usilin ibu ya nak.. hhh ga sabar pingin cepet ketemuuuuu. Aku tium tiumm.

Dari hasil USG minggu lalu dan minggu-minggu sebelumnya.. kepala adek udah di bawah sih. Cuma, kadang dia madep depan (OP) kadang madep belakang (OA). Untuk itu, aku sering ngajak ngobrol adek untuk ngadep belakang, pun kasih tunjuk kepala dia harus dimana, pantat dimana, kaki dimana. Aku jelasin OA itu apa dan kenapa dia harus OA. Siapa disini yang suka ngajak ngobrol debaynya? Cungggg! dan itu selalu bikin aku bahagia masya Allah *mewek*

Semoga Allah selalu bimbing dia untuk berada di posisi yang paling baik.. di posisi OA, selalu bimbing adek keluar rahim dengan normal, mudah, cepat, dan sehat. Aaamiin.

Jadi kesimpulannya, kesimpulan yang sangat kasar dari mamak yang masih suka bingung membaca posisimu nak.. kalo ga ROP ya LOT ya LOA. Kalo aku bobo miring kiri, dia suka nendang di kiri atas, sebaliknya kalo aku bobo miring kanan dia suka nendang di kanan atas. Kadang ada juga pergerakan entah itu di kanan atas apa kiri atas tapi bukan tendangan, semacam gundukan tiba-tiba nongol terus bergeser dikit terus ilang.. kadang juga ada pergerakan pas di puser. Mommy have no idea at all what it is. Meskipun uda baca-baca referensi, memvisualisasi kamu kek mana itu tetep susah buat ibu nak 😦 Efek nilai dimensi ruang dan dimensi tiga pas SMA remidi terus nih huhu. Kagak mudeng-mudeng.

Ah, tak apa.. yang pentingggggggg ……

Adeeeek nendangnya di kanan atas aja yaaa.. punggungnya di sebelah kiri, pantatnya di kiri atas, kepalanya di bawah.. dan madep punggung ibu yaa bukan madep perut ibu. Semangat sayaaang~ Insya Allah bentar lagi kita ketemu. May Allah ease everything for us! 

Sehat terus sayaaang. Kita ketemu lagi minggu depan yaaaa. Semoga adek udah OA dan masuk panggul. Aamiin.

 

p.s

tempting banget ya buka online shop terus scroll-scroll terus iseng pencet masukkan ke keranjang. banyak yang lucu huhuhu pingin dibeli semuanya 😀

Cerita Kehamilan: Daftar belanja perlengkapan bayi

Alhamdulillah si kakak kecil udah masuk minggu ke 29 sekarang di perut ibu! Saatnya belanja-belanja ><!!! Sebenernya uda dari berbulan-bulan lalu bikin list belanjaan, biar gak kalap, aku ngubek-ngubek internet nyontek punya mamah mamah yang juga lagi bikin list belanja atau yang uda pada belanja keperluan baby >< Sebenernya pengennya belanja online aja, lagi-lagi biar ga kalap haha. Soalnya kalo belanja di toko, yang uda kenal aku.. tau kan kalo aku belanja kek mana 😀 Harus di kasih kaca mata kuda biar fokus wkwkw. Sering gak sadar asal comot aja kalo liat barang lucu.. apalagi menurut penerawangan dokter, si adek/kakak ini perempuan. Aaaaa bakal lebih banyak barang-barang bayi lucu lucuuuu ><

Dan eike harus belanja secepatnya, kalo nggak bakal keduluan mama papa yang uda entah kapan nyicil belanja juga :O Tau-tau update di whatsapp, bilang kalo mama uda beli ini itu. Hmmm, ya asik sih uda di beliin, tapi kan tapi kan ada beberapa barang yang aku pengennya harus ini gamau kalo gak itu haha. Aku tipe orang yang suka riset dulu kekurangan kelebihan merk-merk perlengkapan bayi yang mau dibeli yang pastinya disesuaikan sama budget ibu guru macam aku ini, yang pas di kantong dan gak terlalu mihil.

Sebagai calon ibu baru, pastinya pengen semuanya dibeli. Tapi menurut kisah, banyak barang yang akhirnya gak kepake. Mending beli dikit aja dulu yang kira-kira bakal kepake, barang lainnya bisa dibeli sesuai kebutuhan. Atau nunggu kado hahahaha. Kalo aku sih nunggu kado dari kakek nenek dan tante-tante si adek bayi alias keluarga sendiri wkwkw, biar bisa request maunya apa wkwkw.

Sehingga pada akhirnya, inilah daftar barang yang paling aku butuhkan.

List-barang-bayi-001

List-barang-bayi-005

Yak itulah daftar barang yang mau aku beli beserta harga dan merk yang diinginkan. Kalo belanja online, aku lebih suka belanja di shopee.. karena grates ongkir wkwk. Weekend nanti mau coba main ke Buchi Kids, toko perlengkapan bayi paling hits di Malang. Nanti kalo ada waktu aku bakal update lagi setelah dedeknya lahir, hihihi. Dah, sekian. Wassalamu’alaikum wr wb!

*ditulis sambil ngawas UAS

updated part 1 and 2.

halooo kali ini aku uda masuk week 34 dan baru aja checkout sana sini buat beli beli perlengkapan melahirkan. Ternyata ga semudah itu yaa belanja buat baby.. binguuungg aaaa pengen segala dibeli hahaha.

Dan berikut daftar yang aku uda beli, dan aku hadir kembali setelah melahirkan! Mari kita review mana yang kepake mana yang engga.

  1. Setelan kimono + celana newborn merk cuit (6 buah, 198ribu) Bahannya lembuuut. Semoga ga gampang melar yha~ Ini aku suka banget. Parrraah. Bahannya nyaman, ngga mbludus setelah dicuci berkali kali. Bahannya adem tapi anget kalo dipake pas dingin.20180627_142853
  2. Matras perlak Baby You uda termasuk bantal gulingnya. Motifnya lucu-lucu (98ribu) Ini juga kepake banget. Karena adek tidur dikasur bersama ibu jadiii kalo nyusuin untuk menyesuaikan posisi si bayi tinggal ditarik-tarik perlaknya hahaha gausah bayinya yang ditarik-tarik. 
  3. Baby Cape CuddleMe (90ribu). Aku milih beli ini dari pada selimut yang ada topinya, karena biar ringkes aja kalo dibuat kemana2 toh bisa dipake juga sampe dia gede nanti hehehe. Secara fungsi, bisa dibuat selimut juga. Ini juga kepake kalo keluar, well masih ke RS sih keluarnya buat kontrol n imunisasi hehehe.
  4. Botol Asi BKA (50ribu) Ini juga kepake, dan ternyata aku butuh beli plastik asi juga karena alhamdulillah asi aku deres dan masih cuti jadi untuk nyetok di kulkas. Sejauh ini, 1 bulan setengah setelah melahirkan, aku uda nyetok lebih dari 100 plastik asi. Jebol juga kalo pake botol asi. Nanti kalo uda masuk kerja baru botol asi difungsikan, kan bakal kepake terus itu asip. 
  5. Botol dot Avent Twin (144ribu) Beberapa kali nyoba ini, kadang mau kadang gamau. 
  6. Perawatan bayi: nail trimmer, termometer, penyedot ingus, kapas bulat, sikat botol, pencuci botol, sabun/sampo, telon (lupa) Essential list ya ini, jadi kepake banget kecuali sedot ingus karena belom pernah ingusan.
  7. Perawatan ibu: breast pad & maternity pad (lupa) Awal-awal kepake breast padnya, sampe aku beli yang washable karena asi aku sering netes terus. Tapi sekarang ngga, masih netes-netes tapi ga sering. Karena aku masih di rumah, jadi aku biarin basah haha kalo keluar baru kupake. Untuk maternity pad, mending pake pembalut haid biasa yang ukuran 35 atau 40 hahaha. Maternity pad bentuknya aneh, ga nyaman ogut.
  8. Gabag Cooler Bag Bamboo (200ribu) Ini kepake buat diaper bag juga heheheh.
  9. Handuk bayi merk tottori (74ribu).. motifnya lucu dan lembut nget Jelas dipake sih, malah aku beli dua. 1 ga cukup ternyata.
  10. Eye mask (29ribu) Ini juga kepake tapi cuma di minggu-minggu awal aja. Selebihnya jarang jemur hehehe. Itupun uda kekecilan -_-
  11. Kaos dalam Libby 6 (50ribu) Aku mulai pakein kaos dalam sejak si bayi puput tali pusat hehehe.
  12. Topi + mittens (30rb) sebiji aja yang lucu haha soalnya uda dapet dari eyangnya 😂Segala sarung tangan dan kaki cuma kepake seminggu doang, selebihnya gak. Mending beli kaos kaki buat dipake kalo keluar.
  13. Breast pump spectra 9+ (1.7 jt) Ini sahabat aku tiap hari hehehew. Btw karena corong bawaannya kecil dan ga nyaman di aku jadi aku beli lagi corong yang ukurannya lebih besar. Ntab!
  14. Baby bather Mastela (140rb) GAK KEPAKE HAHAHAHA. Alhamdulillah ogut ternyata bisa dan lebih nyaman mandiin si bayi pake tangan dari doi umur 6 hari.  Waslap pun ga kepake~
  15. Bak mandi (100an) Ternyata beli di toko deket rumah harganya cuma 65rb wkwk.
  16. Pospak Goon (86ribu) Ini enak sih, tipis dan ada indikator pipisnya. Nggak berisik suaranya kalo dipake. Ga pernah bocor.

Jadiiii total belanja buat kakak kecil: ±3 jutaan.

Gendongan bayi juga uda dapet lungsuran dari mbak ipar tapi aku pingin nyoba baby wrap Mikhadou😆 sama nabung buat beli ergobaby atau I angel (mahal cuyy.. tapi demi mewujudkan cita-cita punya 5 anak, gendongan ergo yang enak dan nyaman itu must buy deh, ya gak? 😁

Aku pake jarik batik sama wrap dari mikhadou. Cucok meong! Aku pake jarik batik pas nyusuin selebihnya pake wrapnya mikhadou.

Akhirnya cuma beli baju 6 pasang kimono itu aja soalnya macem sleepsuit & jumper juga uda dapet dari mbak ipar. Alhamdulillah~~ Gak tau lagi deh nanti kalo tiba-tiba ga sadar klik checkout hahaha. Lalu, untuk perawatan kulit bayi ku tak ingin oles macem-macem ah. Maunya setia sama VCO aja. Jadi ku hanya akan beli sabun/sampo, cologne, & telon buat si kakak kecil ini😁

Rata-rata aku belanja online di Shopee / bukalapak / tokped mana aja yang paling murah pokoknya hahaha. Barang-barang macem breast pump dan beberapa printilan kecil-kecil aku beli di toko. Nyobain sekali mampir ke Buchi Kids, yang katanya paling murah. Emang sih, tapiiiiiiiiiii…. ruameeeeeeeenyaaaaa, kalo kata orang jawa umpel-umpelan. Gak kesana lagi deh. Melipir ke toko lainnya, emang lebih mahal tapi ga terlalu jauh bedanya.

Kira-kira apa yang kurang yah? Sejauh ini list diatas uda cukup buat newborn 😀

Well semoga kepake semua yaaaa😆😆 nanti aku update lagi pas kakak kecil ini uda lahir. In less than 7 weeks lagi nihhhh.. semoga lahiran nanti normal lancar mudah cepat dan sehaaatt aaamiin ya Allah.